Minggu, 17 Februari 2013

Pesan Mantan Kepala KLH Batu, " Berbaik Hatilah Pada Alam"

Berbaik Hatilah pada Alam



Saturday, 25 August 2012
Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Kota Batu berupa gunung, hutan dan air perlu dilestarikan. Jika terus diekploitasi tanpa memerhatikan kelestariannya, dampaknya fatal bagi kehidupan penduduk kota ini.

Ancaman bencana banjir, tanah longsor bahkan kekeringan suatu saat bisa melanda penduduk Kota Batu.Apabila penduduknya tidak mau bersahabat dengan alam,tunggulah kehancurannya.Sudah saatnya kita harus berbaik hati kepada alam supaya bencana alam bisa terhindari. Catatan 2004 silam menunjukkan gambaran suram terjadinya banjir bandang hebat di Kota Batu.

Alam mengamuk dan menerjang jembatan, dam,ladang dan persawahan warga di tepi Sungai Brantas. Salah satu sosok yang selama ini memberikan perhatian khusus terhadap kelestarian lingkungan adalah Bambang Parianom,mantan Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu dan KetuaYayasan Pusaka. Bagaimana pandangannya mengenai kondisi ekologi di Kota Batu? Berikut wawancaranya dengan SINDO.

Bagaimana Anda melihat kondisi alam di Kota Batu?

Jujur saja kami sangat prihatin dengan kondisi alam sekarang ini.Pemerintah,investor, masyarakat seakan berpacu dengan waktu untuk mengeksploitasi seluruh kekayaan alam yang dimiliki Kota Batu.Padahal wilayah Kota Batu memiliki fungsi strategis sebagai hulu Sungai Brantas yang menghidupi 17 kota/ kabupaten di Jatim.Kalau kawasan hulu Sungai Brantas rusak maka bisa menimbulkan masalah kemanusian bagi 2/3 penduduk di Jatim.

Sejauh ini apakah peran pemerintah dalam membentengi kelestarian alam sudah cukup?

Masih memprihatinkan semua. Belum ada upaya serius mulai dari pemerintah daerah hingga pusat untuk menjadikan masalah kerusakan hutan di titik nol Sungai Brantas itu menjadi isu nasional.Ketika masalah kerusakan hutan di kawasan hulu Brantas ini menjadi topik nasional,kami yakin perhatian pemerintah terhadap kelestarian ekologi di kawasan hutan yang membawai lereng Gunung Arjuno, Welirang,Gunung Biru dan perbukitan di sekitar menjadi terkendali dan terstruktur program pelestarian lingkungannya.

Seberapa besar manfaat Sungai Brantas terhadap penduduk di Jatim?

Sejak dulu di masa zaman kerajaan manfaat Sungai Brantas sudah terasa.Kerajaan di wilayah Jatim rata-rata berdiri tidak jauh dari aliran Sungai Brantas.Karena secara ekonomi,air Sungai Brantas merupakan kekayaan alam yang bisa meningkatkan perekonomian manusia.Contoh kecil saja adanya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di aliran Sungai Brantas.Generator di setiap PLTA tidak akan bisa berputar kalau debit Sungai Brantas turun.

Nah, dengan adanya listrik yang dibangkitkan dari PLTA,roda perekonomian masyarakat bisa berputar.Tidak terkecuali dengan petani. Dengan adanya air dari Sungai Brantas,tanaman padi,jagung dan palawija lainnya bisa tumbuh dengan subur.Belum lagi seperti PDAM Kota Surabaya yang memanfaatkan aliran Sungai Brantas.Jadi peran aliran Sungai Brantas sangat vital untuk mendukung kelangsung hidup penduduk Jatim.

Lantas apa persoalan pokoknya?

Pemerintah,investor termasuk penduduk di Kota Batu serta penduduk di Jatim yang memanfaatkan aliran Sungai Brantas masih kurang peduli terhadap kelestarian hutan di kawasan hulu.Hasil pendataan dari Bapeda Kota Batu tahun 2007,jumlah sumber mata air di wilayah Kota Batu ada 111 titik.Tapi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,jumlah sumber mata airnya terus menyusut. Bahkan ada yang mati.

Persoalannya,keberadaan sumber mata air di wilayah Kota Batu itu sudah terdesak dengan adanya pembangunan hotel,vila dan permukiman penduduk.Jadi harus ada proteksi hukum yang kuat serta kebijakan politik dari anggota dewan dan kepala daerah untuk menyelamatkan sumber mata air itu.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan ekologi Kota Batu?

Tiga elemen masyarakat, yaitu birokrasi,masyarakat dan pengusahanya harus bersatu dalam menjalin kerja sama untuk saling merawat dan menjaga lingkungan agar tidak rusak.Dalam pandangan kami,ada tiga pilar lembaga yang harus lebih peduli terhadap pelestarian lingkungan. Pertama dari kalangan struktural pemerintahan, yaitu kepala daerah dan anggota DPRD harus menyamakan visi-misinya untuk menyelamatkan lingkungan. Harus terlahir produk perundang-undangan yang bisa mengadvokasi lingkungan. Tataran kedua adalah dari kalangan kultural.

Dimana masyarakat dituntut lebih peduli lagi terhadap kondisi lingkungannya.Stop pembalakan liar,hindari sistem tumpang sari di tengah hutan dan gunakan sistem teras iring dalam bercocok tanam supaya bisa mengurangi sidementasi di daerah aliran sungai (DAS) Brantas hingga di waduk.Lalu pada jenjang ketiga adalah ada komitmen dari pejabat sektoralnya.Semua kepala dinas dan instansi terkait harus memiliki kemauan yang kuat untuk berusaha menyelamatkan lingkungan.

Bentuk konkretnya seperti apa?

Harus ada kebijakan politik untuk tetap menjadikan Kota Batu sebagai kawasan konservasi alam.Wilayah Kota Batu harus tetap menjadi kota satelit bagi wilayah Malang Raya.Bukan menjadi wilayah pesaing bagi kota-kota di sekitarnya. Karena sesungguhnya meski di wilayah Kota Batu tidak berdiri industri pariwisata, wisatawan dari luar kota akan berkunjung ke Kota Batu untuk menikmati keindahan alamnya dan kesejukan udaranya.Pemerintah perlu mengendalikan pertumbuhan perumahan dan infrastrukturnya.

Apa yang sudah dilakukan Yayasan Pusaka yang Anda bina untuk menyelamatkan lingkungan?

Pertama penguatan konservasi.Tindakannya melakukan penghijauan di kawasan hutan gundul dan lahan kritis milik masyarakat. Kegiatan penghijauan ini sudah dilakukan sejak 2006 lalu.Termasuk melakukan kajian ekologi. Kedua,membangun sumur resapan di dekat sumber mata air.Dan paling penting adalah menguatkan edukasi bagi siswa dan remaja.

Kita sudah bekerja sama dengan SDN Tulungrejo 04 dan SDN Tlekung 01.Bentuk kegiatannya adalah mencintai lingkungan dan hutan.Terakhir adalah kegiatan advokasi lingkungan.Seperti yang sudah dilakukan untuk menyelamatkan Sumber Mata Air Gemulo di Desa Bulukerto. Di dekat sumber mata air itu akan dibangun hotel,jadi Yayasan Pusaka bersama masyarakat berusaha untuk mencegah kerusakan alamnya.

Pesan terakhir untuk masyarakat seperti apa?

Sederhana saja,rawatlah lingkungan seperti merawat tubuh kita.Cintailah alam, tanamlah minimal satu pohon di depan rumahagar kesejukan alam di Kota Batu ini tidak pudar dan hindarilah pembalakan liar serta stop menanam sayur di tengah hutan.  maman adi saputro
_


Tidak ada komentar:

Posting Komentar