KONFLIK panjang warga dan investor The Rayja Resort
turut disikapi pemerhati lingkungan. Purnawan D. Negara, aktivis dewan wahana
lingkungan hidup (Walhi) Jawa Timur mengatakan, tuntutan warga sumber Gemulo
itu jelas demi menyelamatkan sumber air yang jadi tumpuan banyak orang. Apalagi
lokasi The Rayja diyakini akan membahayakan kelang-sungan sumber mata air di
Batu.
Karena sumber Gemulo termasuk salah satu sumber
terbesar di antara sumber mata air lain di Batu. ”Gemulo ini jadi sumber
kehidupan warga Batu, jika terancam, sangat wajar pen duduk bergerak,” kata
dosen fa kultas hukum Universitas Widyagama itu. Selama ini menurutnya, sumber
air di Kota Batu banyak berkurang. Sebagian besar mengering.
Dari ratusan sumber air, hanya tersisa puluhan.
Padahal Batu merupakan kawasan hulu sungai Brantas. Ketika kawasan ini rusak
atau mati airnya, akan memengaruhi bagian hilir, yakni daerah-daerah lain
seperti Kota Malang dan Kabupaten Malang. Belum lagi dampak pada warga sekitar.
”Dan pendirian hotel itu bagian dari potensi ancaman matinya sumber Gemulo,”
ujar dia.
Ditambahkan, sebaikanya pemerintah kota segera
merealisasikan perlindungan kawasan sumber Gemulo. Pembelian lahan Gemulo oleh
pemerintah kota harus dilakukan atas dasar semangat perlindungan lingkungan.
Bukan malah pelanggengan kehendak pemerintah daerah untuk melegalkan dan
memudahkan investor membangun di kawasan konservatif Bumiaji. ”Idealnya kawasan
Bumiaji memang menjadi wisata lingkungan edukatif. Konsepnya siswa bisa belajar
di kawasan itu,” kata pria yang akrab disapa Pupung itu. (radar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar