Add caption |
Add caption |
Geolog: Gemulo Hanya Boleh Dibangun Rumah Biasa
Selasa, 5 Februari 2013 18:35 WIB | Editor: Rudy Hartono |
Reporter : Iksan Fauzi
SURYA
Online, BATU - Kepala Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Brawijaya, Suwasono Heddy
membantah kalau hasil penelitiannya itu untuk berpihak kepada kebijakan
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu agar hotel The Rayja tetap berdiri di lahan
sekitar 9.000-an meter.
Menurut Heddy, pihaknya melakuan penelitian atas permintaan Pemkot. Sedangkan yang diteliti terkait Geolistrik dan Hydrologi terhadap sumber air Umbul Gemulo. Semua penelitian itu bersudut pandang dari sisi akademis.
“Kami hanya meneliti dari segi Geolistrik dan Hydrologi Gemulo, bukan aspek sosial dan bukan untuk mendukung kebijakan Pemkot. Tapi, murni hasil kajian akademis. Ada tiga peneliti kami dari pakar geologi,” tutur Heddy kepada warga Batu yang berunjukrasa di depan gedung rektorat Universitas Brawijaya, Selasa (5/2/2013).
Hasil kajian penelitian PPLH, kata Heddy, di sekitar sumber Umbul Gemulo itu lintasan aquifer (cadangan air) atau sungai di dalam tanah. Aquifer itu dilindungi oleh lapisan larva atau yang akrab disebut padas (bebatuan). Sehingga sulit ditembus sepanjang lapisan itu tidak dijebol, dan tidak ngebor sumur di situ.
Sebenarnya, cadangan airnya ada di atas kaki Gunung Arjuno kira-kira 40 km dari Gemulo. Bukan di lahan The Rayja. Tangkapan air dari atas masuk ke aquifer lewat situ, keluarnya di padasan di Gemulo. Ketebalan padas sendiri sekitar 5 meter. Menurutnya, haram hukumnya sampai menembus padasan tersebut.
“Jadi, rekomendasinya Pak Arief Rachmansyah (peneliti PPLH), sepanjang tidak ngebor, tidak mendirikan tiang pancang di situ, tidak masalah. Andai kata dibangun pakai plat, itu masih bisa. Atau jangan dibangun tingkat. Bangunlah, ya seperti rumah biasa,” katanya.
“Ranah kami hanya akademis. Kami tahu di sana sarat kepentingan. Tapi itu bukan ranah kami. Nanti peneliti kami akan menjelaskan kepada warga,” janji Heddy.
Rencananya, Jumat (8/2/2013), para peneliti PPLH Unibraw mengunjungi warga sekitar Gemulo yang selama ini menolak pembangunan The Rayja. Sebelumnya, puluhan warga Kota Batu menggelar aksi demonstrasi penolakan di depan gedung rektorat Univeritas Brawijaya Malang.
Menurut Heddy, pihaknya melakuan penelitian atas permintaan Pemkot. Sedangkan yang diteliti terkait Geolistrik dan Hydrologi terhadap sumber air Umbul Gemulo. Semua penelitian itu bersudut pandang dari sisi akademis.
“Kami hanya meneliti dari segi Geolistrik dan Hydrologi Gemulo, bukan aspek sosial dan bukan untuk mendukung kebijakan Pemkot. Tapi, murni hasil kajian akademis. Ada tiga peneliti kami dari pakar geologi,” tutur Heddy kepada warga Batu yang berunjukrasa di depan gedung rektorat Universitas Brawijaya, Selasa (5/2/2013).
Hasil kajian penelitian PPLH, kata Heddy, di sekitar sumber Umbul Gemulo itu lintasan aquifer (cadangan air) atau sungai di dalam tanah. Aquifer itu dilindungi oleh lapisan larva atau yang akrab disebut padas (bebatuan). Sehingga sulit ditembus sepanjang lapisan itu tidak dijebol, dan tidak ngebor sumur di situ.
Sebenarnya, cadangan airnya ada di atas kaki Gunung Arjuno kira-kira 40 km dari Gemulo. Bukan di lahan The Rayja. Tangkapan air dari atas masuk ke aquifer lewat situ, keluarnya di padasan di Gemulo. Ketebalan padas sendiri sekitar 5 meter. Menurutnya, haram hukumnya sampai menembus padasan tersebut.
“Jadi, rekomendasinya Pak Arief Rachmansyah (peneliti PPLH), sepanjang tidak ngebor, tidak mendirikan tiang pancang di situ, tidak masalah. Andai kata dibangun pakai plat, itu masih bisa. Atau jangan dibangun tingkat. Bangunlah, ya seperti rumah biasa,” katanya.
“Ranah kami hanya akademis. Kami tahu di sana sarat kepentingan. Tapi itu bukan ranah kami. Nanti peneliti kami akan menjelaskan kepada warga,” janji Heddy.
Rencananya, Jumat (8/2/2013), para peneliti PPLH Unibraw mengunjungi warga sekitar Gemulo yang selama ini menolak pembangunan The Rayja. Sebelumnya, puluhan warga Kota Batu menggelar aksi demonstrasi penolakan di depan gedung rektorat Univeritas Brawijaya Malang.
Akses Surabaya.Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat surabaya.tribunnews.com/m/
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar