Minggu, 17 Maret 2013

WALHI : Diskusi Membaca dan memetakan Ancaman Krisis Air di Malang Raya



16 Mar 2013 21:40:16
Diskusi Masalah Air Malah Jadi Ajang Curhat Warga Batu
Dikutip dari Aktual.Co oleh Muchammad Nasrul Hamzah


Kasus di Kota Batu itu Perda RT/RW sudah betul tapi spirit perda itu dikhianati dengan alasan dikalahkan oleh persyaratan administrasi oleh Hote The  Rayja, Perguruan Tinggi, DPRD, sudah tidak objektif, Pemerintah sudah tidak lagi ada  keberpihakan pada mata air.
Malang, Aktual.co — 

Diskusi mengenai air dengan judul "Membaca dan Memetakan ancaman krisis air di Malang Raya" bertempat di Hotel Griyadi Montana Malang, yang dihadiri perwakilan Walhi Nasional  rupanya menjadi ajang "curhat" warga dekat sumber  mata air Gemulo Kota  Batu terkait akan dibangunnya Hotel The Rayja didekat sumber mata air tersebut. Para peserta diskusi juga kecewa lantaran Walikota Batu Eddy Rumpoko yang kini mendapat julukan Walikota Air dan turut diundang dalam acara tersebut batal hadir.

Bambang Parianom, salah satu peserta yang curhat menyatakan bahwa dirinya sangat simpatik terhadap Walhi pusat ini namun sebagai warga kot Batu, Bambang menegaskan agar permasalahan hotel The Rayja ini bisa dibawa menjadi isu nasional. 

"Kasus di Batu itu Perda RT/RW sudah betul tapi spirit perda itu dikhianati dengan alasan dikalahkan oleh persyaratan administrasi oleh Hotel The Rayja, Perguruan Tinggi, DPRD, sudah tidak objektif, Pemerintah sudah tidak lagi ada keberpihakan pada sumber  mata air," katanya Sabtu (16/3) di Malang.

Keluhan lain datang dari H Imron Sholikin pihak dari HIPPAM Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji Kota Batu yang menjelaskan bahwa debet air sumber disana dahulu berkisar 18 liter/detik namun sekarang hanya tinggal 8 liter/detik "Munculnya usahawan yang ada membawa dampak pada masalah air" tegasnya.

Supi'i dari HIPPAM Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu juga menyatakan hal yang sama bahwa sumber air di daerahnya sudah mengalami penurunan debet air. 

"Di Kota Batu sumber mata air sudah habis, orang desa Bumiaji hanya mengambil dari Suber Mata Air Gemulo,  rakyat yang demo tidak dilindungi dan diabaikan dengan tetap dibangunnya Hotel The Rayja,  padahal air di Bumiaji dibuat minum di Kota Batu dan Kabupaten Malang.  Kalau hanya retorika tanpa berbuat apa-apa ya percuma juga" tegasnya.

Sementara itu Dedy Ratih dari Walhi Nasioanl menyatakan bahwa posisinya sendiri akan menindak lanjuti sesuai dengan suara dari di daerah. 

"Kalau memang sesuai dengan permintaan warga akan  kita lakukan tindakan-tindakan pada level-level nasionalnya kita akan komunikasi pada teman-teman di Walhi jatim," tegasnya.

Permasalahan Hotel The Rayja ini sendiri hingga saat ini masih menggelora di akar rumput, hal ini dikarenakan usaha demi usaha yang mereka lakukan senantiasa "gagal" untuk menghadang pembangunan Hotel yang secara legal di beri lampu hijau oleh Pemkot Batu tersebut.
Tri Wibowo -





Tidak ada komentar:

Posting Komentar