16 Mar 2013
21:40:16
Diskusi Masalah Air Malah Jadi Ajang Curhat Warga Batu
Dikutip dari
Aktual.Co oleh Muchammad Nasrul Hamzah
Kasus di Kota Batu itu Perda RT/RW
sudah betul tapi spirit perda itu dikhianati dengan alasan dikalahkan oleh
persyaratan administrasi oleh Hote The Rayja, Perguruan Tinggi, DPRD, sudah tidak
objektif, Pemerintah sudah tidak lagi ada keberpihakan pada mata air.
Malang, Aktual.co —
Diskusi mengenai
air dengan judul "Membaca dan Memetakan ancaman krisis air di Malang
Raya" bertempat di Hotel Griyadi Montana Malang, yang dihadiri perwakilan
Walhi Nasional rupanya menjadi ajang
"curhat" warga dekat sumber mata air Gemulo Kota Batu terkait akan dibangunnya Hotel The Rayja
didekat sumber mata air tersebut. Para peserta diskusi juga kecewa lantaran
Walikota Batu Eddy Rumpoko yang kini mendapat julukan Walikota Air
dan turut diundang dalam acara tersebut batal hadir.
Bambang
Parianom, salah satu peserta yang curhat menyatakan bahwa dirinya sangat
simpatik terhadap Walhi pusat ini namun sebagai warga kot Batu, Bambang
menegaskan agar permasalahan hotel The Rayja ini bisa dibawa menjadi isu
nasional.
"Kasus
di Batu itu Perda RT/RW sudah betul tapi spirit perda itu dikhianati dengan
alasan dikalahkan oleh persyaratan administrasi oleh Hotel The Rayja, Perguruan
Tinggi, DPRD, sudah tidak objektif, Pemerintah sudah tidak lagi ada keberpihakan
pada sumber mata air," katanya
Sabtu (16/3) di Malang.
Keluhan lain
datang dari H Imron Sholikin pihak dari HIPPAM Desa Tulungrejo, Kecamatan
Bumiaji Kota Batu yang menjelaskan bahwa debet air sumber disana dahulu
berkisar 18 liter/detik namun sekarang hanya tinggal 8 liter/detik
"Munculnya usahawan yang ada membawa dampak pada masalah air"
tegasnya.
Supi'i dari
HIPPAM Desa Bumiaji Kecamatan Bumiaji Kota Batu juga menyatakan hal yang sama
bahwa sumber air di daerahnya sudah mengalami penurunan debet air.
"Di Kota
Batu sumber mata air sudah habis, orang desa Bumiaji hanya mengambil dari Suber
Mata Air Gemulo, rakyat yang demo tidak
dilindungi dan diabaikan dengan tetap dibangunnya Hotel The Rayja, padahal air di Bumiaji dibuat minum di Kota Batu
dan Kabupaten Malang. Kalau hanya retorika tanpa berbuat apa-apa ya
percuma juga" tegasnya.
Sementara
itu Dedy Ratih dari Walhi Nasioanl menyatakan bahwa posisinya sendiri akan
menindak lanjuti sesuai dengan suara dari di daerah.
"Kalau
memang sesuai dengan permintaan warga akan kita lakukan tindakan-tindakan pada
level-level nasionalnya kita akan komunikasi pada teman-teman di Walhi
jatim," tegasnya.
Permasalahan
Hotel The Rayja ini sendiri hingga saat ini masih menggelora di akar rumput,
hal ini dikarenakan usaha demi usaha yang mereka lakukan senantiasa
"gagal" untuk menghadang pembangunan Hotel yang secara legal di beri
lampu hijau oleh Pemkot Batu tersebut.
Tri Wibowo -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar