Gemulo Sebagai Lahan Konservasi
Malang News BATU
| Titik terang mulai terlihat dalam
mencari penyelesaikan konflik yang terjadi di area sumber mata air Umbul Gemulo
antara warga setempat dengan pengembang Hotel The Rayja. Pemerintah Kota Batu
berinisiatif untuk membeli lahan di sekitar mata air agar kawasan tersebut
tetap menjadi lahan konservasi dan penelitian.
Hal ini
disampaikan Walikota Batu, Eddy Rumpoko, usai menggelar pertemuan dengan warga
peduli mata air di Kantor Balaikota Batu, Selasa (2/4).
Eddy Rumpoko
menjelaskan bahwa masalah yang terjadi di kawasan Sumber Mata Air Umbul Gemulo
ini telah menjadi kajian khusus pemerintah kota (pemkot). Hal ini dilakukan
untuk menyelamatkan mata air dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
“Artinya,
kita tidak hanya membahas tentang rencana pembangunan hotel The Rayja saja.
Tetapi kita juga mengevaluasi tentang keberadaan bangunan-bangunan lain yang
ada di sekitar Umbul Gemulo,”ujar Eddy Rumpoko.
Ia
menjelaskan bahwa pemkot siap bersikap tegas jika nanti keberadaan kawasan
Umbul Gemulo benar-benar dijadikan lahan konservasi dan penelitian. Untuk itu
peraturan yang menjelaskan jika kawasan Umbul Gemulo harus steril dari
keberadaan bangunan minimal dengan jarak 200 meter dari mata air juga harus
dirubah.
Dengan
adanya perubahan regulasi itu, nantinya akan ada bangunan hotel maupun rumah
penduduk yang sudah berdiri harus direlokasi dari tempat tersebut. “Adapun
khusus rumah-rumah penduduk yang ada di kawasan Umbul Gemulo akan
direlokasi dengan menggunakan dana dari pemerintah,” tambah Eddy.
Dalam jangka
waktu setahun ke depan, Pemkot akan lebih berkosentrasi dalam penyelamatan
Umbul Gemulo ini. Dengan kata lain, dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan
rencana tersebut juga tidak sedikit. Setidaknya Pemkot membutuhkan anggaran
sekitar Rp 100 milyar untuk melaksanakannya.
Apakah
Pemkot Batu mampu untuk melaksanakannya? Walikota menyatakan, bahwa
pihaknya akan mengkordinasikan hal ini dengan pihak dewan (DPRD). Apalagi
Pemkot juga harus mempertimbangkan dampak sosial yang akan diakibatkan dari
pembuatan kebijakan ini. Misalnya, mempertimbangkan nasib warga setempat yang
kini bekerja di hotel-hotel yang nantinya terpaksa harus direlokasi.
Keputusan
dari walikota ini sudah sedikit melegakan warga peduli mata air yang ada di
kawasan Kecamatan Bumiaji. Karena pada dasarnya, mereka berkeinginan bahwa
potensi alam yang ada di daerahnya, dalam hal ini sumber mata air, bisa
terselamatkan dari gencarnya pembangunan kota.“Kami memang ingin jika pemkot
membeli lahan di Umbul Gemulo, agar kawasan tersebut tidak dijadikan perhotelan
dan tetap menjadi kawasan konservasi dan penelitian,” ujar Imam Yunanto, salah
satu warga peduli mata air.|mo-6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar