Kamis, 30 Oktober 2014

Demo Malah Temukan Pembalakan Liar


Diperkirakan ini merupakan modus pencurian kayu milik perhutani. Bagaimana tidak,  ratusan gelondong kayu pinus dan eucaliptus, kemarin ditemukan terpendam di tanah hutan Petak 47 wilayah Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.
Gelondongan kayu rata-rata berdiameter di atas 30 centimeter itu, ditemukan tersimpan pada puluhan lubang tanah. Satu lubang rata-rata berisi 4 hingga 5 gelondong. Bila kayu ini diangkut menggunakan truk fuso, maka butuh 3 unit truk.
Uniknya kayu hasil pembalakan liar ini, ditemukan oleh kurang lebih 500 warga Dusun Gondang, Desa Tulungrejo yang sedang berunjukrasa di dekat Sumber Tirto Wangi atau sekitar Bon 5. Kayu yang disembunyikan itu, ditemukan secara tidak sengaja ketika pendemo jatuh kesandung tumpukan kayu itu.
Warga pun beralih menggali, ternyata tersimpan ratusan gelondong.“ Panjangnya masing-masing 4 meter, satu lubangisinya rata-rata 4 gelondong,” ujar Khamim Tohari, Kepala Dusun Gondang kepada Malang Ekspres (Malang Post Grup).
Selain itu di lokasi,  pengunjukrasa juga menemukan beberapa botol obat-obatan herpisida yang biasanya dipergunakan untuk mematikan tanaman dan ilalang. Temuan ini terjadi di depan Bambang, Mantri Perhutani setempat yang ngaku tak tahu menahu.
Nanang Sujarwo, anggota LMDH  mengatakan pihaknya juga tidak tahu menahu aktifitas pembalakan liar tersebut. “ Kami tidak mengerti ada aktifitas penebangan, dulu memang
ada bencana di lokasi ini. Pernah juga ada penebangan pohon yang dilakukan untuk areal off road, namun aktifitas penebangan itu dihentikan oleh Pak Mantri Perhutani saat itu,” paparnya.

SUMBER AIR
Ikwal penemuan itu dari keresahan warga Dusun Gondang akibat menyusutnya debit air bersih di kampung mereka. Saat diselidiki ternyata hutan di sekitar Sumber Tirto Wangi,  kondisinya sudah gundul.
Beberapa pohon sudah ditebang termasuk di samping sumber air. “Warga resah karena ada penurunan
debit air. Saat kami ngecek ternyata ada pembabatan liar, bahkan tumbuhan di dekat sumber air juga ikut
dibabat,” terang Suwono, Ketua HIPAM (Himpunan Pengguna Air Minum) Dusun Gondang.
Akibatnya selama beberapa pekan ini debit air dari 4 liter perdetik menurun tinggal 3 liter perdetik. Padahal sumber itu dipergunakan dua dusun di Tulungrejo. Di Dusun Gondang sendiri, ada 275 rumah atau 1300 jiwa yang ikut memanfaatkan sumber air tersebut.
Lantas, warga mengadu ke perangkat desa. Kemudian kemarin beramai-ramai mendatangi sumber air dengan tujuan menanam Pohon Mauni dan Suren, sebanyak 1.000 bibit sekaligus berdialog dengan pihak Perhutani.
Khamim Tohari membenarkan kalau pembukaan lahan di sekitar Sumber Air itu menimbulkan keresahan.“Dalam musyawarah yang kami lakukan 27 Oktober lalu, ada 3 tuntutan salah satunya meminta kepada pihak Pemdes, LMDH dan Perhutani untuk menutup dan menghentikan kegiatan pembukaan hutan untuk lahan pertanian yang dilakukan secara ilegal,” tegas Khamim.
Rencananya hari ini (kemarin-red) warga unjukrasa, tapi beralih menanam bibit pohon. Di lokasi sumber, emosi warga juga sempat tersulut dan mereka mencabuti tanaman sayuran yang ada di sekitar sumber air. Hutan yang dijadikan lahan pertanian itu, cukup luas.
Pihak Perhutani sendiri menyanggupi akan menghentikan aktifitas pembukaan lahan. Mereka juga berjanji  menghutankan kembali areal  yang sudah gundul tersebut. Malang Post (muh/lyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar