Senin, 18 Agustus 2014

100 Warga Gemulo Menginap di Mapolresta Batu

Senin, 18 Agustus 2014 20:14 WIB
BATU - Sekitar 100 warga sekitar sumber Umbul Gemulo menggelar aksi solidaritas dengan mendatangi Mapolresta Batu, Senin (18/8/2014), pukul 10.00, meminta penyidik memeriksa mereka.
Aksi solidaritas itu, merupakan dukungan kepada 11 warga yang rencananya diperiksa penyidik atas laporan pengerusakan area pembangunan Hotel The Rayja oleh Willy Boenardi, Januari 2013.
Warga yang datang sempat masuk ke kawasan Mapolresta namun tidak lama kemudian, beberapa personil polisi meminta mereka untuk keluar dari halaman Mapolresta. Warga akhirnya membeber tikar di trotoar persis di depan Mapolresta.
Sembari duduk, mereka menata tulisan di papan berukuran kecil-kecil, antara lain bertuliskan, Lindungi Sumber Air Umbul Gemulo, Dukung Penyelamatan Mata Air Umbul Gemulo, Air Gemulo untuk 8 Hipam 2 PDAM (Malang & Batu), Air Untuk Para Generasi.
Salah satu pengacara warga, Salma Safitri mengatakan, semua warga yang terlibat saat pemindahan batu di The Rayja minta diperiksa. Menurut mereka, tidak adil kalau tidak ikut dperiksa. Salma menilai telah terjadi kriminalisasi terhadap pejuang lingkungan.
“Tentu ini kriminalisasi, warga tidak mau hanya satu atau dua yang dikriminalisasi. Mereka berjuang demi sumber mata air,” katanya.
Warga akan menunggu diperiksa, bahkan sampai sore dan malam, mereka siap menunggu. Bahkan di antara mereka banyak yang telah membawa sarung dan jaket. Sore hari, para istri dan anak mereka datang ke Mapolresta untuk memberikan makanan.
Warga Gemulo rupanya akan menginap di sana karena permintaan mereka untuk diperiksa belum dipenuhi penyidik. Penyidik rencananya memeriksa 11 orang, namun hanya empat yang bisa diperiksa. Satu orang surat rekomendasi pengacaranya ditolak penyidik dan enam lainnya tidak diketahui yakni Jani, Warkun, Legimin, Gendut, Gembos, Wariyo alias Pariyo.
Kapolresta Batu AKBP Widiyanto Pratomo membantah, bahwa pemeriksaaan kepada warga bukan kriminalisasi. Pemeriksaan tersebut merupakan tindaklanjut dari laporan pihak The Rayja dengan dugaan ada pengerusakan.
“Pemeriksaan ini sudah bertahap karena kami juga mempertimbangkan situasi dan kondisi wilayah, dimana dalam pemeriksaan dan tahapan pemanggilan seringkali terlapor berhalangan hadir. Adapun warga yang datang adalah solidaritas karena rekannya diperiksa., tidak ada kegiatan lain seperti unjuk rasa,” paparnya.
Materi pemeriksaan berkaitan dengan laporan, seperti pengerusakkan. Pihak Polresta, kata Windoyanto, perlu mendalami. “Waktu itu kan banyak orang di sana sehingga perlu obyektifitas keterangan kepada kami,” katanya.
Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa 15 orang. Windiyanto tidak keberatan jika warga yang datang minta diperiksa. Pihaknya akan koordinasi dengan Direskrim Polda Jatim untuk membantu personil penyidik. “Kalau memang ada keterlibatan akan kami periksa semua, tidak masalah,” pungkasnya.SURYA Online surya/iksan fauzi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar